Tuhan menetapkan langkah-langkah orang,
yang hidupnya berkenan kepadaNya.
Apabila ia jatuh, tak sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.

Minggu, 26 November 2017

Pengendalian Diri

Memimpin dengan Disiplin

Scott Peck menulis, "Disiplin adalah seni menjadwalkan rasa sakit dan kenikmatan dalam hidup sedemikian rupa dengan maksud menghadapai rasa sakit terlebih dahulu supaya dapat meningkatkan kenikmatan itu kemudian".

Musisi yang berlatih adalah musisi yang mampu bermain dari hati dengan sebuah kebebasan dan spontanitas yang mana orang-orang yang tidak disiplin hanya mampu menyaksikan dan mengaguminya.

Disiplin berpegang teguh pada rencana begitu kita melangkah, tidak peduli masalah, rintangan, atau perasaan apa yang tengah kita hadapi. Disiplin melakukan apa yang tepat bahkan ketika kita tidak ingin melakukannya. Disiplin akan terus berjalan bahkan ketika kita sedang patah semangat, atau iman kita goyah, atau tengah menghadapi rintangan yang tampaknya mustahil. Disiplin membentuk karakter; dan ketidakdisiplinan tidak membentuk karakter. Disiplin menciptakan suatu kebiasaan, suatu cara hidup, dan suatu gaya hidup.
Dunia terletak pada kaki mereka yang disiplin. Motivasi hanya bersifat sementara, sementara disiplin akan bertahan sepanjang waktu. Setiap orang memuiliki impian, tetapi hanya mereka yang disiplin yang akan mencapai impiannya. Sebuah mimpi tanpa disiplin adalah jalan menuju frustasi, amarah, dan kekecewaan yang mendalam. Hanya karena sebuah mimpi berasal dari Tuhan, tidak menjamin keberhasilan. Itu datang karena disiplin. Disiplin adalah cara dari keseluruhan hidup. Moral, keuangan, sikap, emosi, hubungan, pekerjaan, ibadah -- semuanya memerlukan disiplin untuk berhasil dengan baik.

Empat bidang yang memerlukan disiplin tertinggi di sebuah dunia yang bebas adalah :
1. Lidah
2. Sikap
3. Pikiran
4. Moral
Mereka yang mampu menguasai bidang-bidang ini akan mendapati diri mereka sendiri diperlengkapi untuk memperoleh penguasaan dalam setiap bidang kehidupan lainnya.
Yakobus berkata bahwa, jika kita mampu menjinakkan lidah kita, kita juga mampu menjaga kendali atas tubuh kita selebihnya (Yakobus 3:2).

Disiplin Menjinakkan Lidah

Yak 3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. 

Ams 10:32 Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan, tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat.

Ams 15:2. Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan. 

Ams 15:23. Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! 

Ams 15:28. Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat. 

Ams 16:23. Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan. 

Ams 17:7. Orang bebal tidak layak mengucapkan kata-kata yang bagus, apalagi orang mulia mengucapkan kata-kata dusta. 

Ams 25:11. Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak. 

Ams 26:7 Amsal di mulut orang bebal adalah seperti kaki yang terkulai dari pada orang yang lumpuh. 

Pengkh 3:7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; 

Ams 28:13. Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. 

Ams 20:5. Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya. 

Ams 12:18. Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan. 

Ams 11:13 Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara. 

Ams 15:1. Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. 

Yak 1:20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. 

Ams 16:21. Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan. 

Pengkh 12:11 Kata-kata orang berhikmat seperti kusa dan kumpulan-kumpulannya seperti paku-paku yang tertancap, diberikan oleh satu gembala. 

Ams 27:6 Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. 

Ams 10:19. Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. 

Ams 18:13. Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya. 



Baca juga artikel ini...



0 komentar:

Posting Komentar