Setiap pribadi yang mengasihi Allah adalah anak-anakNya. Setiap pribadi yang taat pada perintahNya adalah para hambaNya. Dan setiap pribadi yang haus untuk diajar olehNya, dibentuk olehNya adalah para muridNya.
Ketahuilah, cara Tuhan memimpin serta mengajar kita ada 3 (tiga) tahap, berdasarkan tingkat kedewasaan rohani kita. Yaitu, di depan, di samping, dan di belakang.
Kita semua pasti pernah merasakan pimpinan Tuhan di depan kita, yaitu kita mampu mendengar instruksiNya dengan jelas. Bisa melalui suaraNya, mimpi/penglihatan, bahkan ketegasan suara hati nurani kita. Kesemuanya mengarahkan kita kepada PimpinanNya sehingga kita tidak terjatuh tergeletak. Pimpinan ini diperuntukkan bagi pribadi-pribadi yang baru mengenal Allah, bayi-bayi serta anak-anak rohani. Pada tahap ini, Allah berdiri di depan kita, memberikan pimpinan yang jelas. Allahlah yang berperan menggerakkan kita untuk bertindak sesuai dengan kehendakNya dan rencanaNya.
Menginjak masa remaja/dewasa rohani, Allah menjadi sahabat/partner kita. Tuhan lebih berperan sebagai teman, serta penasihat. Kita dibimbingNya saat kita memintaNya. Dia membimbing kita dan mengarahkan kita untuk kembali kepada Firman. Kita diajar untuk menjadi mandiri namun masih diawasi. Hal tersebut dilakukanNya untuk membentuk karakter kita menjadi seorang pemimpin sejati. Pada tahap ini, Allah berdiri di samping kita, memberikan bimbingan serta pengajaran. Inilah tahap pelatihan kita menjadi seorang pemimpin.
Pada saat kita telah menjadi matang dan dewasa Rohani, kita lebih merasa seperti sendirian bahkan kesepian (meskipun sebenarnya tidak, karena Yesus ada di belakang kita, mengawasi dan memperhatikan kita). Suara Allah seakan tidak jelas atau jarang kita dengar. Yang ini bukan karena kita sedang memberontak dan mendukakan RohNya Allah, namun Allah melepaskan kita dengan tanggung jawab, serta kepercayaan bahwa kita telah matang dan dewasa. tapi bukan berarti Allah terus diam saat kita butuh pertolonganNya, malahan pada tahap inilah kita yang berperan menggerakkan Allah untuk bertindak. Bukan karena sombong rohani melainkan keyakinan atas penyertaan Tuhan padanya. Hal ini diperoleh dengan keintiman yang dipupuk bersama Tuhan, yaitu keintiman yang berkualitas, sehingga kita pun mengetahui apa yang menjadi kerinduan ataupun KehendakNya yang baik, yang berkenan bahkan yang sempurna.
Pada tahap Pimpinan Allah manakah kita saat ini?
0 komentar:
Posting Komentar