Tuhan menetapkan langkah-langkah orang,
yang hidupnya berkenan kepadaNya.
Apabila ia jatuh, tak sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.

Jumat, 03 September 2010

Rasa Malu dan Penyesalan

Tahukah kamu bahwa musuh terbesar kita bukan iblis, amarah Tuhan, musuh-musuh ataupun sahabat-sahabat Tuhan, melainkan diri kita sendiri; kebencian, rasa malu serta penyesalan kita.

Kita telah dipilih Tuhan menjadi anak-anak Tuhan, dimaksudkan menjadi orang-orang yang sangat kuat dan berani untuk Tuhan. Namun kita sering kalah karena diri kita sendiri yang menghalangi langkah-langkah kita. Rasa malu, penyesalan yang mendalam, dan sikap mencela terhadap diri kita sendiri melemahkan kita.

Apa gunanya jika kita berdiri mematung sambil memandangi tempat kita terjatuh, menangisi waktu yang tertunda karena terjatuh, meratapi mata kita yang rabun jauh sehingga kita tidak dapat mengantisipasi dan menghindari sesuatu yang tadi membuat kita terjatuh?

Sesungguhnya kita tidak perlu barang sedetikpun memikirkan dosa-dosa kita, kesalahan kita, kelalaian kita, kebiasaan buruk kita, yang semuanya itu dari masa lalu. Kita harus menjadi seorang yang yang sedang berlari dalam perlombaan, tersandung dan jatuh, bangkit lagi dan terus berpacu menuju tujuan.

Ketahuilah, bahwa Tuhan memberikan perlindungan kepada kita dengan sebuah perisai Kasih. Jika tidak, kita tidak akan pernah memiliki keberanian untuk berperang dan menaklukkan. Namun dalam menghadapi diri yang sesungguhnya, rasa malu dan penyesalan yang mendalam pasti muncul. Itu adalah tahap perkembangan.

Tuhan telah memerintahkan kita untuk tidak menoleh ke belakang. Mulai hari ini, ambillah langkah awal yang baru bagi diri kita sendiri dan semua orang yang pernah kita jumpai. Ingatlah, dosa dan kegagalan mereka dan dirimu telah lenyap. kenangan ibarat arus air kekecewaan yang merintangi sang perenang.

Tuhan mengutus para murid-Nya pergi berdua-dua, tanpa bekal, tanpa membawa dua baju, tanpa membawa uang, itu merupakan perintah yang harus dilaksanakan dalam makna harfiah dan juga makna kiasan. Dalam Perjalanan Kehidupan, buanglah semua yang tidak penting. Singkirkan semua penghalang, ketidaksempurnaan orang lain di masa lalu - perasaan gagal.

Pergilah tanpa beban, dengan hati yang terang. Hati yang terang menandakan besarnya PENGARUH.

SAHABAT... TUHAN MENGASIHI KITA !!!

Baca juga artikel ini...



0 komentar:

Posting Komentar